TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP tidak memberikan sanksi apapun kepada Puan Maharani atas terbentuknya Dewan Kolonel. Kelompok ini merupakan wadah sejumlah anggota DPR fraksi PDIP yang mendukung Puan Maharani sebagai Calon Presiden 2024.
"Mbak Puan sendiri tidak terlibat dalam proses itu," kata Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Oktober 2022.
Puan tidak dikenai sanksi meskipun PDIP sudah melayangkan surat teguran kepada Dewan Kolonel. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Dewan Kolonel tidak dikenal dalam AD/ART partai.
Dia menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan disiplin partai mesti ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk kepada Dewan Kolonel. "Partai tidak mengenal dalam AD/ART adanya Dewan Kolonel,” kata Hasto Kristiyanto di Jakarta Pusat, Minggu, 23 Oktober 2022.
Beda dengan Puan, beberapa kader lain kena sanksi. Contohnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dapat teguran lisan karena menyatakan dirinya siap jadi Capres. Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy dapat peringatan keras dan terakhir karena terang-terangan mendukung Ganjar jadi Capres.
Sanksi untuk Ganjar dan Rudy diumumkan terbuka dalam konferensi pers, tidak seperti sanksi untuk Dewan Kolonel. Hasto mengakui Dewan Kolonel juga sudah dikenai sanksi dan diumumkan dalam rapat internal DPP PDIP.
Komarudin juga menyebut sanksi untuk Dewan Kolonel memang sudah disampaikan secara internal DPP. PDIP baru belakangan menyampaikan tindakan untuk Dewan Kolonel, karena memang keberadaan kelompok ini sudah kadung diketahui publik. "Tapi di DPP, di internal, (sanksi) disampaikan," kata dia.
Tindakan Dewan Kolonel, kata dia, memang pelanggaran berat karena membuat organisasi di luar AD/ART partai. Nama-nama mereka yang terlibat di Dewan Kolonel pun, kata Komarudin, muncul di media salah satunya di Majalah Tempo.
Komarudin pun mengklaim sudah menghubungi mereka yang disebut terlibat di dalam Dewan Kolonel dan menyebut sebagian juga tidak mengerti dengan keberadaan kelompok itu. Meski demikian, Komarudin menyebut pemanggilan untuk mereka yang diduga terlibat Dewan Kolonel masih berlangsung.
"Ini kami lagi persiapan untuk panggilan gelombang berikutnya, untuk klarifikasi, kami tertibkan semua," ujarnya.
Komarudin menegaskan lagi kalau Dewan Kolonel hanyalah inisiatif sejumlah kader, tanpa keterlibatan Puan. Ia menyadari ada kader yang kadang terlampau kreatif dan mencari muka. "Harus kami tertibkan, itu bukan menolong pemimpin, tapi menjerumuskan," kata dia.
Dewan Kolonel diinisiasi 12 anggota DPR
Pernyataan Komarudin ini bertolak belakang dengan anggota DPR Fraksi PDIP Johan Budi, yang menyatakan keberadaan Dewan Kolonel telah diketahui dan disetujui oleh Puan. Menurut Johan, Dewan Kolonel saat ini berisi 12 orang.
Di antaranya Johan Budi sebagai inisiator, Trimedya Panjaitan selaku koordinator, serta Bambang Wuryanto dan Utut Adianto selaku Jenderal. Johan menyebut Utut Adianto telah menghadap Puan untuk melaporkan keberadaan Dewan Kolonel.
“Berkembang terus. Lalu dilaporkan ke Mbak Puan. Mbak Puan setuju,” kata Johan di Gedung DPR, Selasa, 20 September 2022.
Johan menyatakan Dewan Kolonel sebagai tempat berkumpulnya penggemar Puan Maharani. Kelompok ini dibentuk tiga bulan lalu. Dia mengatakan Dewan Kolonel kerap mengadakan rapat untuk berdiskusi serta membahas konsep untuk mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden.
Dewan Kolonel disebut Johan turut mendirikan basecamp di Jakarta sekitar sebulan lalu. Posko ini, kata dia, dipersiapkan untuk mendukung Puan. Namun, ia mengatakan bakal tetap menunggu keputusan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP untuk mulai bergerak.
“Kita gerak untuk Mbak Puan, tapi tentu kita menunggu keputusan Ibu Ketua Umum. Persiapan dulu, sudah ada posko. Ini buat persiapan kalau Mbak Puan ditunjuk oleh Bu Mega,” kata Johan.
Selanjutnya: Puan pernah sebut Dewan Kolonel sah-sah saja..
Berita Selanjutnya
Artikel Terkait
-
Khofifah-Emil Respons Begini soal Peluang Dukungan PDIP di Pilkada Jawa Timur
-
PDIP Bawa Obor Api Abadi Mrapen dari Semarang ke Lokasi Rakernas
-
Respons Airlangga Saat Ditanya Peluang PDIP Dukung Khofifah di Pilkada Jawa Timur
-
Pengamat Sebut Andika Perkasa Cocok Berduet dengan Sandiaga Uno di Pilkada Jakarta
-
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik
-
Mengenang Sophan Sophiaan 16 Tahun Lalu Berpulang Saat Turing Motor Jalur Merah Putih
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Khofifah-Emil Respons Begini soal Peluang Dukungan PDIP di Pilkada Jawa Timur
17 menit lalu
Usai mendapat rekomendasi dari partai Golkar untuk maju di Pilkada Jawa Timur, Khofifah-Emil respons soal peluang dukungan PDIP kepada mereka.
PDIP Bawa Obor Api Abadi Mrapen dari Semarang ke Lokasi Rakernas
1 jam lalu
Obor api abadi Mrapen menjadi simbol api perjuangan PDIP.
Respons Airlangga Saat Ditanya Peluang PDIP Dukung Khofifah di Pilkada Jawa Timur
2 jam lalu
Airlangga sebelumnya mengatakan, membuka peluang bagi partai-partai lain untuk mengusung bakal pasangan Khofifah-Emil di Pilkada Jawa Timur 2024.
Pengamat Sebut Andika Perkasa Cocok Berduet dengan Sandiaga Uno di Pilkada Jakarta
3 jam lalu
Andika Perkasa masuk dalam enam nama potensial bakal calon Gubernur Jakarta yang berencana diusung PDIP.
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik
4 jam lalu
Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.
Mengenang Sophan Sophiaan 16 Tahun Lalu Berpulang Saat Turing Motor Jalur Merah Putih
4 jam lalu
Sophan Sophiaan dikenal sebagai aktor, sutradara, dan politisi. Ia wafat 16 tahun lalu di Hutan Widodaren Ngawi saat turing motor Jalur Merah Putih.
Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas
5 jam lalu
Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.
Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi
12 jam lalu
Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.
Bupati Sleman Kustini Kembalikan Formulir ke PDIP untuk Maju Lagi di Pilkada 2024
13 jam lalu
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo akan kembali maju di Pilkada 2024. Setelah dari PKB, ia juga mengembalikan formulir pendaftaran ke PDIP.
Tujuh Bakal Calon Berebut Rekomendasi PDIP di Pilkada Jember, Siapa Saja?
14 jam lalu
Dari delapan orang yang mengambil formulir di PDIP, satu orang tak mengembalikan berkas.